Dengan jumlah terbatas dan hype besar, sneakers jadi bukan cuma produk — tapi simbol eksklusivitas dan status sosial.
Baca Juga: Panduan Memilih Tas Pendakian untuk Wanita: Nyaman & Stylish
2. Permintaan Tinggi, Produksi Terbatas
Sneakers edisi terbatas bukan diproduksi massal. Brand hanya merilis dalam jumlah tertentu untuk menjaga nilai koleksi dan eksklusivitas. Sementara itu, permintaan bisa mencapai ribuan hingga jutaan orang secara global.
Misalnya, Nike Air Jordan x Travis Scott hanya dirilis beberapa ribu pasang, tapi peminatnya bisa jutaan. Jadi, secara statistik, peluang untuk mendapatkannya memang sangat kecil — apalagi kalau kamu tidak tahu triknya.
3. Resale Market yang Menggiurkan
Faktor lain kenapa sneakers limited edition selalu habis dalam hitungan menit adalah karena munculnya pasar jual ulang (resale market). Banyak orang membeli sneakers bukan untuk dipakai, tapi untuk dijual kembali dengan harga jauh lebih tinggi.
Contohnya:
- Sneakers retail seharga Rp3 juta bisa dijual kembali seharga Rp8–15 juta, tergantung popularitas.
- Situs seperti StockX, GOAT, dan marketplace lokal menjadi ladang cuan bagi para reseller.
Baca Juga: Perbandingan Tas Pendakian 40L vs 60L. Mana yang Lebih Cocok?
Hal ini membuat orang berlomba-lomba “memenangkan” sneakers di hari pertama rilis agar bisa dijual lagi. Bahkan, tak sedikit yang menggunakan bot agar peluang menang makin besar.
4. Peran Bot dan Teknologi Otomatis
Bot adalah program otomatis yang dirancang untuk membeli sneakers secepat mungkin saat dirilis online. Dalam 1 detik, bot bisa melakukan ratusan aksi check-out, jauh lebih cepat dibanding manusia biasa.
Bot digunakan oleh:
Editor : Aryafdillahi HS