Wanita hamil, misalnya, memerlukan zat besi hingga dua kali lipat karena harus memenuhi kebutuhan darah dirinya serta perkembangan janin.
3. Pola Makan Kurang Mendukung
Banyak wanita menjalani diet ketat, memilih makanan rendah kalori, atau jarang mengonsumsi protein hewani. Padahal zat besi heme (dari daging merah, ayam, ikan) jauh lebih mudah diserap tubuh dibanding zat besi non-heme dari nabati.
Selain itu, kebiasaan minum teh atau kopi setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi.
4. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi kesehatan yang lebih sering dialami wanita dapat meningkatkan risiko anemia, seperti:
- Endometriosis
- Miom rahim (fibroid)
- Penyakit tiroid
- Gangguan penyerapan nutrisi (misalnya celiac)
Wanita yang memiliki riwayat penyakit tersebut sebaiknya rutin memeriksakan kadar hemoglobin.
5. Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan menyebabkan peningkatan volume darah secara signifikan, sehingga kebutuhan zat besi melonjak. Jika asupan tidak mencukupi, anemia kehamilan dapat terjadi. Sementara itu, proses persalinan juga berpotensi menyebabkan kehilangan darah yang cukup banyak.
Gejala Umum Anemia pada Wanita yang Sering Diabaikan
Anemia sering dianggap sepele karena gejalanya mirip kelelahan biasa. Namun tanda-tanda berikut perlu diperhatikan:
- Mudah lelah meski aktivitas ringan
- Pusing, mata berkunang-kunang
- Wajah pucat atau bibir tampak lebih pucat
- Rambut rontok
- Kuku rapuh
- Jantung berdebar
- Sesak napas setelah aktivitas ringan
Jika gejala ini berlangsung lama, sebaiknya periksa kadar Hb di fasilitas kesehatan terdekat.
Baca Juga: 5 Kesalahan Perawatan Rambut yang Masih Sering Anda Lakukan
Solusi Medis dan Cara Efektif Mengatasi Anemia
1. Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi
Makanan yang direkomendasikan:
Editor : Aryafdillahi HS