Di pinggir sebuah sungai yang sunyi, berdiri sebuah rumah tua yang ditinggalkan.
Rumor-rumor tentang kehadiran hantu yang menghantui rumah itu telah tersebar luas di kalangan penduduk desa sekitar. Masyarakat meyakini bahwa rumah itu terkutuk dan tak berpenghuni selama bertahun-tahun.
Namun, seorang remaja bernama Maya memutuskan untuk menelusuri kebenaran di balik cerita-cerita menakutkan tersebut.
Maya, seorang gadis pemberani dan ingin tahu, mengambil langkah berani menuju rumah itu.
Sesampainya di depan pintu, ia merasa seolah-olah ada mata tak terlihat yang memperhatikannya. Hatinya berdebar-debar, tetapi tekadnya tidak goyah.
Saat Maya melangkah masuk ke dalam rumah itu, suasana menjadi semakin gelap dan hening. Sebuah angin dingin menerpa, menciptakan kerutan pada kulitnya. Dia berjalan melewati lorong yang sunyi, mengabaikan pintu yang terbuka dan terkunci dengan sendirinya. Tiba-tiba, suara langkah kaki menghantui terdengar dari atas.
Maya mendaki tangga perlahan, langkahnya bergema di seluruh rumah. Setiap tikus yang berlari menyebabkan jantungnya berdegup kencang. Saat dia mencapai lantai atas, dia mendapati kamar-kamar yang berdebu dan gelap. Sebuah pintu terbuka sedikit di salah satu kamar.
Dengan napas yang terengah-engah, Maya mendorong pintu tersebut. Di dalam, dia melihat siluet samar-samar berdiri di tengah-tengah ruangan. Kehadiran yang dingin dan mencekam terasa di sekelilingnya. Sebuah wajah wanita dengan mata putih melihatnya dengan penuh duka.
Mendekati sosok itu dengan hati-hati, Maya merasakan energi gaib yang memenuhi ruangan. Wanita itu adalah hantu penunggu rumah itu, terperangkap dalam kegelapan selama bertahun-tahun. Maya merasakan kesedihan yang dalam dan meneteskan air mata.
Tanpa sepatah kata pun, Maya meraih tangan hantu itu dengan penuh kasih sayang. Hantu itu merasakan kebaikan hati Maya dan sedikit demi sedikit mengungkapkan cerita hidupnya. Wanita itu adalah penghuni rumah itu yang meninggal dengan duka yang tak terselesaikan. Dia mencari keadilan dan kebebasan.
Editor : Hadi Mulyono