Infeksi sporadis pada kucing domestik dengan virus A(H5N1), termasuk virus A(H5N1) H5 clade 2.3.4.4b, telah dilaporkan sebelumnya, setelah kucing tersebut melakukan kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi atau karena menelan daging unggas yang terinfeksi.
Epidemiologi H5N1
Sejak akhir tahun 2021, sejumlah wabah H5N1 yang belum pernah terjadi sebelumnya pada unggas dan burung liar telah dilaporkan di seluruh dunia.
Pada Juni 2023, virus clade 2.3.4.4b telah menjadi dominan di Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika.
Bersamaan dengan infeksi pada burung liar dan unggas domestik, telah terjadi peningkatan deteksi pada spesies non-unggas, termasuk mamalia darat liar dan mamalia laut dan kadang-kadang pada spesies mamalia yang diternakkan atau ditangkarkan, kemungkinan besar melalui kontak dengan unggas yang terinfeksi atau unggas yang sudah mati atau lingkungannya.
Sejak tahun 2020, 12 kasus manusia yang terdeteksi virus flu burung A (H5N1) clade 2.3.4.4b telah dilaporkan kepada WHO, empat di antaranya merupakan kasus yang parah dan delapan kasus lainnya ringan atau tanpa gejala.
Tidak jelas apakah deteksi virus pada kasus-kasus ringan atau tanpa gejala ini diakibatkan oleh infeksi atau kontaminasi sementara pada saluran hidung.
Sebagian besar manusia yang terinfeksi virus A (H5N1) diakibatkan oleh kontak langsung atau tidak langsung dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi.
Editor : Rozi Kurnia