Masa keemasan Sargede
Periode 90an bisa dikatakan sebagai masa keemasan Sargede. Armadanya sampai 22 unit bus. Pada saat masa keemasan tersebut, Parmadi, yang sudah sakit-sakitan menyerahkan pengelolaan bus kepada putranya Jatmiko Suparmadi.
Parmadi kemudian memilih mengurusi usaha wisma dan hotel yang tidak terlalu menguras pikiran.
Jatmiko dipilih meneruskan usaha PO Sargede lantaran dinilai paling siap secara mental dan juga memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang baik. Semasa SMA, Jatmiko sempat mengikuti kegiatan pertukaran pelajar ke Australia.
PO Sargede semakin menunjukkan eksistensi sebagai salah satu PO terpandang di Yogyakarta di bawah Jatmiko.
Duka sempat melanda kala Parmadi meninggal dunia pada 1999.
Semasa sakit, Parmadi masih sempat menengok usaha busnya. Terkadang berwisata dengan armada sendiri yang diubah layaknya kamar pribadi.
Dikutip dari Facebook Info Budaya dan Seni Pariwisata DIY yang menyadur hasil wawancara Jatmiko dengan Bus Mania Cabang Yogyakarta, kamar pribadi Parmadi di dalam bus dilengkapi kursi, tempat tidur, almari, plus tabung oksigen.
Full dikelola Jatmiko
Sepeninggal Parmadi, pengelolaan bus secara penuh dipegang oleh Jatmiko.
Memasuki tahun 2000 Jatmiko menghidupkan lagi layanan transportasi umum dengan membuka trayek Surabaya-Mataram bekerja sama dengan PO Damai Indah. Kerja sama tersebut terjadi karena Damai Indah tidak memiliki armada sendiri. Pasar yang dibidik di trayek tersebut adalah para TKI.
Editor : Hadi Mulyono