Dikutip dari situs resmi Kemenag NTB, Rasulullah saw bahkan sampai menceritakan keinginannya kepada malaikat Jibril.
Akan tetapi, Jibril mengaku tidak bisa banyak membantu sehingga ia berharap agar Rasulullah meminta petunjuk secara langsung kepada Allah ta’ala.
“Maafkan aku, wahai Muhammad. Aku adalah hamba Allah sepertimu. Mintalah langsung kepada-Nya,” kata malaikat Jibril.
Baca Juga: Bisa Dicoba Bun, Olahraga ini Bisa Membuat Ussy Sulistiawaty Tampil Awet Muda Lho
Selama menunggu perintah Allah agar kiblat dipindahkan ke Makkah, Nabi Muhammad saw selalu mendongakkan wajahnya ke langit ketika beribadah.
Hingga pada akhirnya, Allah azza wa jalla menjawab kegundahan hati Rasulullah dengan sebuah firman yang artinya:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah ayat 144).
Baca Juga: Keutamaan Puasa Sunnah Nisfu Syakban Sesuai Hadis Rasulullah
Menurut Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, setidaknya ada empat alasan mengapa Nabi Muhammad ingin kiblat dipindahkan ke Makkah.
- Rasul mengetahui orang-orang Yahudi merendahkan Islam. Mereka mengejek bahwa Islam berbeda dengan Yahudi namun nyatanya kiblatnya sama.
- Masjidil Haram adalah kiblatnya Nabi Ibrahim as.
- Kiblat ke arah Masjidil Haram dapat membuat orang-orang Arab tertarik dan masuk Islam.
- Nabi Muhammad saw berharap arah kiblat ke arah Ka’bah karena tempat tersebut adalah tanah kelahirannya.
Seperti itulah sejarah Islam dipindahkannya arah Kiblat dari Masjidil Aqsa (Palestina) ke Masjidil Haram (Makkah) yang terjadi sekitar tahun 622-623 M.
Editor : Hadi Mulyono