LABVIRAL

Benarkah Merokok Bisa Sebabkan Stroke?

Ilustrasi seseorang sedang merokok. (Sumber : Freepik.com/wirestock)

LABVIRAL.COM - Pernakah kamu bertanya benarkah merokok bisa sebabkan stroke? Kebiasaan merokok telah lama diketahui sebagai faktor risiko utama berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung dan kanker paru-paru. Namun, apakah ada keterkaitan antara merokok dan stroke?

Merokok telah lama diidentifikasi sebagai faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, termasuk stroke. Komponen berbahaya dalam rokok, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat kimia lainnya.

Kandungan nikotin menjadi zat adiktif yang ditemukan dalam rokok. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk stroke.

Zat lainnya yang ada di dalam rokok seperti karbon monoksida. Karbon monoksida ini semacam gas beracun yang dihasilkan oleh pembakaran rokok.

Gas tersebut mengikat hemoglobin dalam darah dan mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen. Akibatnya, otak dapat mengalami kekurangan oksigen, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen.

Baca Juga: 9 Kandungan Rokok yang Membuatnya Berbahaya untuk Kesehatan, dari Nikotin hingga Amonia

Baca Juga: Kenali Apa Itu Nikotin dalam Rokok dan Efek Sampingnya

Zat berikutnya adalah tar. Zat ini menjadi salah satu kendungan rokok yang lengket dan terbentuk saat pembakaran rokok. Tar dapat menempel pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak yang menyumbat aliran darah.

Kandungan zat-zat tersebutlah yang perlu dihindari karena dapat merusak dinding pembuluh darah dan memicu pembentukan gumpalan darah. Gumpalan darah ini dapat menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan stroke.


Berisiko Tinggi Terserang Stroke Berkali-kali

Dilansir dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa merokok sudah sejak lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler dan penyakit-penyakit terkait jantung yang serius, seperti serangan jantung dan stroke.

Menurut laporan Reuters, terdapat sekitar 3.069 penyintas stroke dalam sebuah studi, sebanyak 1.475 atau 48 persen, adalah perokok yang masih aktif dan sekitar sembilan persen adalah mantan perokok.

Dari jumlah tersebut, di antara perokok yang masih aktif, sekitar 908 orang atau 62 persen, berhasil berhenti dalam beberapa bulan setelah mereka terserang stroke.

Baca Juga: 5 Rokok Termahal di Indonesia, Ada yang Capai 1 Jutaan Gaes

Baca Juga: 5 Rekomendasi Harga Rokok Murah Ternama di Bawah Rp20 Ribu, Dompet Tipis Kuy Simak!

Para perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan stroke kedua dibandingkan orang yang tidak pernah merokok sama sekali, meski mereka berhasil berhenti setelah serangan stroke pertama.

Namun, para perokok yang berhenti merokok setelah serangan stroke pertama memiliki risiko 29 persen lebih rendah terkena serangan kedua daripada mereka yang tetap merokok.

Oleh karena itu, mengurangi merokok sangat bisa mengurangi risiko terserang stroke kedua.***

Editor : Efendi AW

Tags :
BERITA TERKAIT