LABVIRAL

Hati-hati, Ternyata Kelamaan Jomblo Juga Bikin Otak Gampang Lemot

Hati-hati, Ternyata Kelamaan Jomblo Juga Bikin Otak Gampang Lemot (Sumber : freepik.com)

;LABVIRAL.COM - Bagi kamu yang masih jomblo berstatus lajang, jangan terhanyut dalam kesendirian. Carilah pasangan agar kemampuan otak kamu tidak lemot.

Dilansir dari laman Boldsky, ada beberapa alasan yang mendasari seseorang masih tetap jomblo meski usia tak lagi muda. Salah satunya belum menemukan tambatan hati yang tepat dan pas.

Sayangnya, tak sedikit jomblo putus asa mencari orang yang tepat untuk dijadikan pasangan, sehingga mereka memutuskan untuk lajang seumur hidup.

Baca Juga: Cara Mengetahui Siapa Saja yang Melihat Status WA Kita Diam-diam

Sayangnya, berbagai penelitian mengungkap efek menjomblo yang bisa membuat seseorang depresi bahkan frustrasi yang mempengaruhi kesehariannya.

Tak hanya itu, mereka yang jomnlo bertahun-tahun lamanya juga dikaitkan dengan risiko menurunnya kemampuan otak dalam beraktifitas

Dikutip dari laman Scientific American, menurut Geoffrey A Kerchner, seorang asisten profesor neurologi dan ilmu neurologis di Stanford University School of Medicine, mengatakan bahwa kecepatan pemrosesan berarti laju di mana manusia dapat mengambil sedikit informasi baru, mencapai beberapa penilaian di atasnya dan merumuskan respons.

Baca Juga: Rekomendasi Caption IG Buat Kamu yang Jomblo

Menurut studi, kecepatan proses berpikir ini dipengaruhi oleh usia yang semakin bertambah di sepanjang kurva U terbalik, sehingga pemikiran semakin cepat dari masa anak-anak ke remaja, stabil di usia dewasa atau pertengahan, dan melambat di fase usia akhir pertengahan hingga akhir.

Banyak orang yang lanjut usia, membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dibandingkan ketika usia muda. Namun, perlambatan terkait usia ini bervariasi setiap orang.

Faktanya, tak hanya usia tua, banyak orang usia muda yang juga lemot atau lambat proses berpikir. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor kebiasaan buruk yang dapat menurunkan kecepatan pemrosesan informasi pada otak.

Berikut ini lima faktor mempengaruh proses otak dalam berpikir hingga lemot, yang dikutip dari laman Hardvard Health Publishing, salah satunya jadi jomblo.

Terlalu Lama Sendiri atau Menjomblo

jomblojomblo

Terlalu lama sendiri atau menjomlo dan kurang bersosialisasi, berkaitan dengan depresi dan risiko yang lebih tinggi untuk alzheimer dan mempercepat menurunan kognitif otak.

Sebuah studi tahun 2021 di Jurnal Gorontologi menemukan bahwa orang yang kurang aktif secara sosial akan kehilangan lebih banyak materi abu-abu di otak, yakni lapisan luar otak yang memproses informasi.

Berinteraksi dua atau tiga orang cukup mencegah lambatnya proses berpikir atau lemot.

Tak hanya dengan bertemu secara langsung, melalui pesan singkat atau pesan suara dan video juga bisa berpengaruh untuk menghilangkan rasa kesepian.

Kurang Tidur

posisi tidur bumil (sleepfoundation..org)posisi tidur bumil (sleepfoundation..org)

Menurut Centers of Desease Control and Prevention CDC, sepertiga orang dewasa mendapatkan tujuh hingga delapan jam tidur yang direkomendasikan. Keterampilan kognitif seperti memori, penalaran, pemecahan masalah, menurun ketika orang tidur kurang dari tujuh jam sehari.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Film Barat yang Cocok Ditonton Para Jomblo, Biar Tetap Semangat Mencari Pasangan

Untuk mengatasinya, jangan fokus untuk tidur lebih banyak, tapi berikan lebih banyak waktu untuk tidur. Tidurlah satu jam lebih awal biasanya. Hindari TV atau ponsel yang dapat merangsang.

Pakai Headphone Terlalu Kencang

Ilustrasi-Musik-Lirik-Lagu-chord-streaming-musik-Tangga-Nada-headphoneIlustrasi-Musik-Lirik-Lagu-chord-streaming-musik-Tangga-Nada-headphone

Pakai headphone dengan volume penuh dapat merusak pendengaran secara permanen, hanya dalam 30 menit.

Tak hanya itu, pada orang dewasa yang lebih tua, hal ini juga berpengaruh pada kegiatan otak, karena otak harus bekerja sangat keras untuk memahami dan menyimpan informasi pada memori.

Matikan headphone atau dengarkan suara dengan maksimal 60 persen dari volume perangkat. Tak hanya itu, cobalah untuk tidak mendengarkan lebih dari beberapa jam sekaligus.

Stres

Ilustrasi-Stress-Depresi-Mental Health-Tekanan BatinIlustrasi-Stress-Depresi-Mental Health-Tekanan Batin

Stres dapat membunuh sel-sel otak dan menyusut korteks prefrontal, area yang menampung memori dan pembelajaran. Pola pikir ekspektasi yang tinggi dapat memicu reaksi negatif yang meningkatkan tingkat stres ketika hal-hal berjalan sesuai ekspektasi.

Bersikap fleksibel dapat membantu. Ketika pemicu stres datang, temukan cara untuk menenangkan diri sebelum lepas kendali.

Banyak Duduk

Ilustrasi orang yang kena angin duduk.Ilustrasi orang duduk.

Rata-rata orang dewasa duduk selama enam setengah jam per hari. Sebuah studi tahun 2018 di The Public Library of Science atau PLOS, terlalu banyak duduk berpengaruh pada perubahan bagian bagian otak yang penting untuk memori.

Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat MTL atau lobus temporal medial, yakni daerah otak yang membuat memori baru.

Mereka membandingkan pemindaian dengan jumlah duduk rata-rata jam per hari. Orang yang duduk lebih lama memiliki MTL lebih tipis. Penipisan MTL ini dapat menyebabkan penurunan kognitif dan demensia.

Untuk mencegah duduk terlalu lama, lakukan gerak berpindah setelah 15 hingga 30 menit duduk. Bisa dengan berjalan di sekitar rumah atau gerakan seperti push-up pada meja.

Inilah lima faktor membuat otak menjadi lemot, salah satunya terlalu lama menjomblo. Semoga bermanfaat.

Editor : Rozi Kurnia

Tags :
BERITA TERKAIT