LABVIRAL.COM - Hati atau liver adalah organ pencernaan yang berperan terhadap proses metabolisme tubuh. Namun, organ ini rawan dari penyakit hepatitis.
Penyakit hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus sehingga mudah ditularkan dari orang ke orang.
Tahun kemarin (2022), Indonesia sempat dihebohkan dengan penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang banyak anak di Indonesia.
Baca Juga: Mau Hidup Sehat? Cobain Diet Mediterania, Diet Terbaik 2023
Sebelum hepatitis akut misterius mencuat, hepatitis yang kerap mengidap masyarakat Indonesia di antaranya Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E.
Perlu diketahui hepatitis bisa diatasi dengan pengobatan medis yang disesuaikan dengan penyebabnya. Infeksi virus hepatitis A dan hepatitis B bisa dicegah melalui vaksinasi.
Berikut beberapa penyabab penyakit hepatitis di Indonesia berdasarkan jenisnya dikutip dari laman Universitas Indonesia:
Baca Juga: Percaya Tak Percaya, Tidak Ada Duit Bisa Ganggu Kesehatan Lho
Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus hepatitis A (HAV). Jenis hepatitis ini adalah penyakit akut jangka pendek.
Hepatitis A menular lewat mulut. Siklus dasarnya, virus hepatitis A akan menyerang hati melalui makanan atau air, yang terkontaminasi virus tersebut.
Makanan atau air terkontaminasi virus dari tinja. Hepatitis A akan keluar dalam tinja yang dikeluarkan oleh penderita yang kemudian bisa menjadi sumber penularan baru.
Baca Juga: Kenali Ciri Ciri Seseorang yang Sedang Depresi
Virus hepatitis A termasuk ke dalam jenis virus hepatotoprik, yakni yang hanya menyerang organ hati saja. Fase klinis atau gejala hepatitis A:
- Demam
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Mual muntah
- Rasa tidak nyaman pada bagian perut
- Urine berwarna gelap kuning
Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik dan segera, jenis hepatitis A tersebut juga berisiko kematian.
Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatiti B (HBV). Jenis hepatitis B ini sering berkembang menjadi kondisi kronis yang berkelanjutan. Prevalensi kasus infeksi hepatitis B ini tergolong yang tinggi di dunia.
Adapun penularannya terjadi karena adanya kontak dengan HBV dalam cairan tubuh seperti darah, cairan vagina atau air mani, dan cairan tubuh lainnya.
Jalur penularan virus hepatitis B ini dapat terjadi melalui kontak seksual, berbagi jarum suntik atau alat suntik obat lainnya dan ibu ke bayi saat persalinan.
Baca Juga: Biar Gak Kena Tipes, Kenali Faktor-faktor Penyebabnya
Tidak semua orang yang baru terinfeksi HBV memiliki gejala, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, gejala hepatitis yang dapat terjadi yakni sebagai berikut:
- Kelelahan
- Nafsu makan yang buruk
- Sakit perut
- Mual
- Penyakit kuning
Bagi banyak orang, jenis hepatitis B adalah penyakit jangka pendek. Sementara, bagi yang lain, penyakit yang satu ini bisa menjadi infeksi kronis jangka panjang, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa seperti sirosis atau kanker hati.
Namun, angka kronisitas akibat infeksi hepatitis B ini tergantung dengan usia dan kondisi lain pasien tersebut.
Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Penyakit hepatitis C adalah salah satu infeksi virus yang menular melalui darah, biasanya muncul sebagai kondisi jangka panjang. Jalur kontak HCV ini terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani atau cairan vagina.
Hepatitis C memang penyakit yang berbahaya, tetapi memang jarang ditemukan dalam kondisi akut. Akan tetapi, 80 persen infeksi hepatitis C ini akan menjadi kronik. Hal ini dianggap mengkhawatirkan, mengingat belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini, padahal masa inkubasi penularannya terjadi sekitar 2-24 minggu.
Baca Juga: Ditujukan Kepada Gigi Hadid, Berikut Lirik Lagu Vibez dari Zayn Malik
Hepatitis D
Hepatitis D adalah hepatitis langka yang hanya terjadi bersamaan dengan infeksi hepatitis B. karena hepatitis D biasanya mendompleng infeksi hepatitis B.
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV), yang menyebabkan peradangan hati seperti jenis lainnya.
Tidak ada vaksin khusus untuk hepatitis D ini, tetapi akan otomatis terlindungi setelah mendapatkan vaksin hepatitis.
Baca Juga: Narsistik Salah Satu Gangguan Mental, Kenali Cirinya
Hepatitis E
Hepatitis E adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air yang terpapar virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E ini mirip dengan hepatitis A, yang biasanya bersifat akut dan bisa sangat berbahaya pada wanita hamil.
Hepatitis E banyak ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk, dan biasanya akibat dari menelan kotoran yang mencemari pasokan air minum.
Gejala infeksi hepatitis E ini disebutkan lebih ringan dibandingkan hepatitis A. Namun, sama halnya dengan hepatitis C dan D, belum ada vaksin untuk penyakit yang satu ini.
Baca Juga: Doa Buang Air Kecil Lengkap, Arab, Latin dan Terjemahan
Hepatitis Akut Misterius
Hingga akhir Juni 2022, Kementerian Kesehatan RI mencatat setidaknya terdapat 75 kasus hepatitis akut misterius tersebar di 21 provinsi Indonesia. Sejauh ini dilaporkan sembilan orang meninggal.
Berdasarkan klasifikasi yang dirujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di laman resminya, terdapat lima definisi status hepatitis akut misteris . Pertama, kasus konfirmasi yang sejauh ini belum diketahui penyebabnya.
Kedua, kasus probable diidentifikasi bagi mereka yang terpapar hepatitis akut (virus non-hepatitits A-E) berusia kurang dari 16 tahun. Ketiga, Epi-linked yaitu orang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A-E) dari segala usia yang berkontak dengan kasus yang terkonfrimasi.
Baca Juga: Kamu Perlu Tahu! Faktor Faktor Penyebab Seseorang Terkena Narsistik
Lalu, klasifikasi pending, yaitu belum terdapat hasil serologi hepatitis A-E, akan tetapi dari gejalanya diyakini mengalami hepatitis akut. Dan terakhir, discarded ketika pasien tidak masuk dalam semua definisi kasus sebelumnya.
Di Indonesia, kasus pertama hepatitis misterius terjadi pada 27 April lalu. Namun, secara global penyakit ini pertama kali sudah ditemukan sejak 5 April - meskipun sejumlah ahli meyakini kasus ini sudah ada jauh sebelum itu.
Cara terbaik untuk mencegah dari risiko infeksi hepatitis ini adalah dengan perilaku hidup bersih dan sehat, jika merasakan gejala yang sama dengan beberapa gejala diatas, segera lakukan pemeriksaan dengan tenaga medis terdekat.
Editor : Arief Munandar