LABVIRAL.COM - Benar bahwa keselamatan berlalu lintas di Indonesia belum menjadi fokus utama. Fakta ini diperkuat oleh tingginya angka kecelakaan yang melibatkan pengendara motor di Indonesia.
Salah satu jenis cedera yang sering terjadi akibat kecelakaan sepeda motor maupun sepeda, namun kurang mendapat perhatian adalah straddle injury.
Cedera straddle injury ini mengacu pada cedera pada daerah selangkangan, yang juga merupakan risiko yang dihadapi oleh semua pengendara motor dan sepeda.
Baca Juga: Biaya Isi Baterai Motor Listrik Subsidi di Rumah dengan Daya 450 VA dan 900 VA
Cedera pada daerah selangkangan yang umum terjadi pada laki-laki adalah trauma pada uretra. Uretra berjalan di dalam perineum hingga mencapai ujung penis, yang berarti bagian selangkangan ini langsung bersentuhan dengan jok motor atau sepeda saat sedang berkendara. Salah satunya ruptur uretra.
Ruptur uretra adalah penyakit urologi berupa diskontinuitas jaringan pada uretra, yang umumnya disebabkan oleh trauma uretra akibat jatuh atau kecelakaan.
Trauma yang memicu ruptur uretra biasanya disebabkan oleh trauma tumpul, fraktur pelvis, trauma tembus akibat tembakan, dan iatrogenik akibat pemasangan kateter ataupun pembedahan.
Ruptur uretra umumnya dialami oleh laki-laki dibandingkan perempuan karena faktor bentuk tubuh yang berbeda.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Suzuki Let's 110, Skutik Terbaru dengan Gaya Simpel dan Unik
Diketahui, uretra pada laki-laki memiliki ukuran yang lebih panjang, sementara uretra perempuan lebih pendek dan tidak memiliki perlekatan bermakna pada tulang pubis.
Faktor risiko ruptur uretra pada pengendara sepeda motor
Pengendara sepeda motor laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami ruptur uretra dibandingkan dengan pengguna moda transportasi lainnya. Faktor-faktor yang disajikan Labviral.com berikut ini dapat mempengaruhi tingkat risiko seseorang terkena kondisi ini:
1. Kecelakaan berat
Benturan hebat selama kecelakaan sepeda motor dapat menyebabkan trauma langsung pada daerah perineum, termasuk uretra.
2. Tidak menggunakan perlindungan yang tepat
Pengendara yang tidak menggunakan perlengkapan pelindung seperti helm full-face atau perlindungan pelvis yang memadai memiliki risiko lebih tinggi terhadap trauma pada jalur urin.
3. Kecepatan tinggi berkendara
Pengendara dengan kecepatan tinggi berisiko lebih tinggi terhadap kecelakaan berat, yang dapat menyebabkan ruptur uretra.
4. Tidak mematuhi aturan lalu lintas
Pengendara yang tidak mematuhi aturan lalu lintas cenderung terlibat dalam kecelakaan yang lebih sering dan meningkatkan risiko ruptur uretra.
Baca Juga: Kenapa Dilarang Memanaskan Motor di dalam Ruangan?
Gejala ruptur uretra
Tanda-tanda ruptur uretra dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan cedera. Gejala umum, meliputi:
- Nyeri hebat pada daerah perineum, terutama saat mencoba buang air kecil.
- Pembengkakan daerah sekitar perineum dan skrotum.
- Pengidap mengalami kesulitan dalam memulai atau menghentikan aliran urine.
- Urine Berdarah atau keruh, sebab ruptur uretra dapat menyebabkan darah bercampur dalam urine.
- Nyeri saat sering kencing
Tindakan pertama dan pengobatan
Jika kamu mengalami gejala ruptur uretra, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah segera mencari bantuan medis profesional.
Pemeriksaan dan diagnosis yang tepat diperlukan untuk menentukan tingkat keparahan cedera. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan termasuk:
- Stabilisasi dan evaluasi medis: Tim medis akan memastikan keadaan pasien stabil sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
- Penggunaan kateter: Dalam kasus ruptur uretra yang lebih ringan, pemasangan kateter dapat membantu mengalirkan urine dan meminimalkan tekanan pada uretra.
- Pembedahan: Untuk kasus ruptur uretra yang lebih parah, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan dan mengembalikan fungsi uretra.
Baca Juga: Cara Menghemat Bensin untuk Pengendara Motor Matic
Pencegahan ruptur uretra
Pencegahan ruptur uretra pada pengendara sepeda motor
tidak mungkin untuk menghilangkan sepenuhnya risiko kecelakaan saat berkendara sepeda motor.
Namun, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko ruptur uretra, antara lain:
1. Penggunaan perlindungan yang tepat
Selalu gunakan helm full-face dan perlindungan pelvis yang sesuai, untuk melindungi area perineum.
2. Patuhi aturan lalu lintas
Mengikuti aturan lalu lintas dan mempraktikkan berkendara yang aman dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan.
3. Berkendara yang baik
Memiliki keterampilan berkendara yang baik dan memahami teknik berkendara yang aman dapat membantu menghindari kecelakaan.
Dengan kesadaran akan risiko dan tindakan pencegahan yang tepat, pengendara sepeda motor dapat meminimalkan risiko mengalami ruptur uretra.
Jika terjadi kecelakaan atau trauma, segera cari bantuan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Keselamatan selalu menjadi prioritas utama saat berkendara, dan pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko cedera serius seperti ruptur uretra.***
Editor : Bonifasius Sedu Beribe