LABVIRAL.COM - Masyarakat Indonesia saat ini mengalami cuaca panas yang disertai dengan kurangnya curah hujan. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menunjukkan bahwa suhu rata-rata di Indonesia mengalami kenaikan sekitar 0,5 derajat Celsius dari kondisi normal.
Keadaan cuaca panas yang sedang melanda Indonesia ini bersama dengan masalah polusi udara yang menjadi perhatian, memengaruhi kebiasaan dalam berkendara terutama memarkir mobil di bawah terik matahari untuk jangka waktu yang cukup lama.
Ketika mobil berada dalam kondisi terparkir di bawah terik matahari, suhu luar akan berpengaruh terhadap suhu di dalam kabin mobil. Oleh karena itu, pada musim panas, suhu bagian dalam kabin mobil dapat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di luar.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Yamaha MX King Terbaru yang Sudah Pakai Keyless dan ABS
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bagian kabin mobil dapat mencapai selisih suhu sekitar 30 derajat Celsius lebih panas dibandingkan dengan suhu eksternal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti warna gelap dari interior kabin, serta kaca mobil yang terpapar langsung sinar matahari.
Jika terpaksa harus memarkir mobil di lokasi terkena paparan sinar matahari secara langsung, pemilik mobil dapat mengambil beberapa tindakan agar suhu dalam kabin mobil segera kembali netral.
Berikut adalah beberapa cara dari Labviral.com agar suhu dalam kabin mobil segera kembali netral setelah parkir di bawah terik matahari, yang bisa dilakukan dengan mudah:
Menyalakan mesin terlebih dahulu
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan mesin mobil. Pastikan bahwa transmisi mobil berada dalam posisi parkir atau netral.
Baca Juga: Keren Nih, Mahasiswa Unsoed Ciptakan Stiker Antiradiasi Motif Batik dari Lidah Mertua
Selanjutnya, pastikan bahwa AC dalam keadaan tidak aktif, sehingga mesin memiliki waktu untuk berjalan secara bertahap setelah berhenti untuk waktu yang cukup lama.
Membuka kaca jendela mobil
Setelah mesin mobil dinyalakan, disarankan untuk membuka seluruh kaca jendela mobil. Mulai dari kaca depan pengemudi, kaca depan penumpang, hingga kaca belakang penumpang.
Membuka jendela ini bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara di dalam kabin mobil. Hal ini akan membantu menetralkan suhu udara yang telah terperangkap di dalam kabin mobil, sehingga udara di dalam mobil kembali aman untuk dihirup.
Pastikan untuk membuka jendela di tempat yang memiliki udara segar, bersih dan bebas dari debu serta bau tidak sedap.
Baca Juga: Spesifikasi Moge Yamaha MT-07 yang Siap Diekspor ke Eropa
Menyalakan AC mobil
Langkah selanjutnya adalah menyalakan AC mobil. Pastikan untuk mengatur AC pada suhu terendah dan tingkat hembusan udara paling besar, atau dapat juga menggunakan fitur AC Auto selama 2 menit untuk menetralkan suhu di dalam kabin mobil.
Setelah 2 menit dan suhu kabin kembali normal, kaca mobil dapat ditutup kembali dan suhu AC dapat diatur pada kisaran normal, yaitu antara 22-24 derajat Celsius.
Menggunakan cover mobil selama parkir
Untuk menghindari kenaikan suhu drastis di tengah cuaca panas dan paparan langsung sinar matahari saat sedang diparkir, pemilik kendaraan sebaiknya melindungi mobil dengan menggunakan cover mobil.
Pastikan cover mobil yang digunakan memiliki kualitas material yang baik dan tidak akan merusak lapisan permukaan cat kendaraan.
Diketahui, cover mobil memiliki banyak manfaat. Selain berfungsi sebagai penghalang sinar matahari langsung ke kabin mobil, juga berguna untuk melindungi eksterior mobil dari warna pudar akibat perubahan cuaca secara langsung.
Selain cover mobil, penggunaan penutup kaca dan pilihan kaca film berkualitas juga merupakan faktor penting dalam menjaga suhu kabin kendaraan tetap terjaga.
Perhatikan barang yang tertinggal dalam mobil
Ketika mobil bakal diparkir di tengah cuaca panas atau di bawah paparan sinar matahari langsung dalam jangka waktu lama, pemilik kendaraan juga perlu memperhatikan barang-barang yang tertinggal di dalam mobil.
Di tengah kondisi cuaca panas, sebaiknya segera membuang sisa makanan atau minuman, serta menghindari penyimpanan barang berbasis aerosol seperti parfum, deodorant semprot, pengharum mobil semprot, korek api dan sejenisnya. Barena barang-barang dengan kandungan aerosol dapat berpotensi meledak jika terkena panas.***
Editor : Bonifasius Sedu Beribe