Baca Juga: Yuk, Kenali Perbedaan DNA dan RNA Biar Tidak Tertukar
Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain. Desain Rumah Gadang memiliki filosofi yang dianut oleh dua golongan dalam adat Minangkabau. Golongan pertama menganut prinsip pemerintahan yang hierarki menggunakan anjung yang memakai tongkat penyangga.
Golongan kedua anjuang seolah-olah mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut yang belum menikah.
4. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar dari Riau
Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar
Rumah adat khas Riau ini berbentuk balai yang digunakan untuk apat atau perkumpulan warga. Rumah atau balai Adat Selaso Jatuh Kembar dikenal juga dengan sebutan balai penobatan, balirung sari, balai karapatan dan sebagainya.
Dahulu bangunan ini sangat ramai karena kerap digunakan oleh warga untuk melaksanakan acara-acara adat lokal, seperti musyawarah, penobatan kepala adat, untuk rapat perihal desa dan bahkan untuk melaksanakan upacara adat.
Secara arsitektur rumah adat ini memiliki keunikan karena dikelilingi penyangga dengan lantai yang lebih rendah dengan selaras.
Baca Juga: Ciri-ciri iPhone Kena Blokir IMEI yang Perlu Kamu Tahu!
Masing-masing ukiran memiliki makna dan nama yang berbeda-beda. Rumah adat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukiran di bagian tangga yang disebut dengan lebah bergantung atau ombak-ombak karena bentuknya menyerupai ombak atau bisa dilihat juga mirip dengan lebah-lebah yang bergantungan.
Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran melambai-lambai yang berada di bagian atas pintu dan daun jendela. Dalam pembangunan rumah ini juga terdapat hal metafisik yang diyakini oleh pembuatnya.
Editor : Yusuf Tirtayasa